Beautiful Mollucas

Beautiful Mollucas
Pintu Kota Beach

Mei 05, 2008

http://www.irshadma nji.com/im- beyond-mecca

Akhir bulan lalu saya dapet 'angin surga' pencerahan dari seorang novelist Perempuan keturunan Uganda lama di Kanada dan kini menetap di negeri Paman Sam, Amerika. Siapa dia? IRSHAD MANJI, (perempuan, lho!) Selama kurang lebih 4 hari di Yogyakarta, Irsyad berkesempatan untuk bersentuhan dengan kita, warga Yogya terutama para muslim. termasuk di antaranya, Irsyad juga ikut mampir ke kampus saya, di CRCS UGM. Kenapa dia inspiring???

First, saya akan merekomen teman2 untuk melupakan terlebih dahulu fakta bahwa dia adalah seorang homo-lesbi moslem. dan lebih menekankan untuk mendengar apa yang ia katakan. salah satu peserta diskusi yang berasal dari organ Islam bilang "suara anda itu bukan hal asing, karena saya sudah sering mendengarnya" . Yup, Irshad memang sangat progresif dan sekaligus provokatif untuk menyuarakan kepada seluruh umat Islam, agar kita selalu menekankan sikap IJTIHADI di setiap lini kehidupan kita, umat Islam.Ijtihad bagi Irshad adalah 'great weapon' bagi umat Islam untuk mengatasi kejumudan pemikiran yang selama ini selalu direproduksi kembali oleh umat Islam. Lebih khusus lagi kejumudan dalam meligitimasi setiap hukum dan aturan yang didapatkan dari para pemikir2 moslem sejak abad 8. So, it is a change that we need!!! begitu dia mengandaikan.

Kedua, yang membuat aku semakin kagum padanya adalah, bahwa Irshad memiliki hrapan dan optimisme yang besar terhadap umat Islam Indonesia yang sangat majemuk ini. baginya, "the most compelling idea is come from the peripheral, is not come from the center". pandangan ini muncul disebabkan dua alasan penting, pertama, secara kuantitas saja, umat Islam di Indonesia telah mengimbangi jumlah umat muslim di Timur Tengah. kedua, umat Islam di Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam menghadirkan keislaman yang bukan 'middle-eastern mindedness', karena Islam di indonesia sangat ramah dan menghargai kemajemukan itu sendiri. Ketiga, konsep IJTIHADI Manji menekankan indepensi setiap muslim untuk dapat berfikir dan mengentaskan dirinya dari kejumudan pemikiran dan pemaknaan AL-Qur'an, dan menganjurkan kita untuk meningkatkan kemampuan refleksif kritis terhadap realitas sosial yang mendera kita. hm, ide ini kalau diperbincangkan mungkin saja memicu perdebatan klise. Tapi bagiku, Manji sudah selangkah lebih maju dari pada pemikiran kita yang bersikukuh dengan islam yang telah established, mapan ini. Karena sebenarnya, tantangan kita adalah membaca kandungan Al-Qur'an -beserta perangkat ilmu alatnya- yang lebih sensitif dengan persoalan kita saat ini.

Pendek kata, Manji membantu kita, umat Islam Indonesia, dengan memberi kita busur dan anak panahnya. Pertanyaan kita selanjutnya, mengapa tidak kita pergunakan busur dan panah itu untuk memecah Islam kita yang semakin membola kristal dalam kebekuan???

Wallahu'alam bishawab

Silahkan check kunjungan Manji ke Pesantren Gedung Putih di Krapyak, dan baca komentar dia....

Thank You!!!Ibda' bi nafsik!!!

Tidak ada komentar: